Rabu, 01 Agustus 2012

Makan Untuk Hidup vs Hidup Untuk Makan! (Keluaran 16 : 2 – 4 ; 9 – 15)


Seringkali manusia tidak dapat menikmati kehidupan ini sehingga memungkinkan seseorang mengalami keputusaan lalu menyudahi hidupnya dengan tujuan selesailah perjuangan yang sulit itu, tapi benarkah demikian? Teks ini menceritakan pengalaman umat Israel yang tidak sabar dalam tuntunan Allah sehingga mereka bersungut-sungut dan menyatakan lebih baik mereka mengalami kematian di Mesir dengan kelimpahan dari pada harus mengahadapi perjalanan di Padang gurun. Demikian juga dengan manusia yang tidak mengerti akan arti hidup ini, sehingga menghalalkan segala cara dalam hidupnya asal ada makanan. Manusia lupa bahwa sejak penciptaan, Allah telah menyediakan apa yang diperlukan manusia termasuk makanannya untuk kehidupannya. Sekalipun manusia telah jatuh kedalam dosa yang mengakibatkan sulit atau harus berkerja keras untuk kebutuhannya, tetapi Allah tetap campur tangan untuk memampukan manusia menyelesaikan persoalannya sehingga Allah sendiri yang memulihkan keberadaan manusia itu dengan mengutus AnakNya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus. Didalam dan melalui Yesus Kristus manusia dapat memiliki kehidupan yang kekal, itu sebabnya Yesus Kristus menyatakan pengajaranNya saat Dia dicobai oleh iblis untuk mengubah batu menjadi roti, Yesus menjawab “Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Ini berarti kehidupan manusia tidak tergantung dari makanan secara jasmani saja, bahkan belakangan ini banyak orang yang mengalami kematian karena tidak dapat mengendalikan ketamakannya terhadap makanan, yang menjadikan dirinya obesitas, kolesterol, darah tinggi dan lain-lain akhirnya Game Over.  Bagaimanakah kita sebagai umat Allah memaknai hidup di dunia ini (POLA HIDUP ORANG KRISTEN) :

1.        Mengetahui apa yang menjadi prioritas dalam hidup ini (ay.2-4). Artinya sebagai milik Tuhan Yesus Kristus, kita harus mempercayai bahwa Bapa di Surga mengetahui apa yang kita perlukan. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6 : 32,34).

2.       Melakukan aktifitas kehidupan kita dengan mewujudnyatakan iman kita kepada Allah yang Maha Kuasa (ay.9-12). Jika kita mengetahui bahwa Allah yang kita sembah adalah Bapa kita yang mengerti keperluan hidup kita tentunya kita dapat memohonkannya dalam doa dan permohonan denagn ucapan syukur bukan dengan bersungut-sungut kepada orang lain, hal inilah merupakan tindakan iman kita. Ketika kita menghadapi pergumulan atau masalah dalam hidup ini kita diajar untuk menyatakan dalam segala hal artinya kita harus terbuka dihadapan Tuhan, tidak perlu kita sembunyikan, inilah yang menjadi pola hidup Kristiani yang harus diwujudkan sebagai anak-anak Allah. Marilah kita belajar membentuk pola hidup yang baik dan berkenan kepada Allah dengan menyatakan segala sesuatu kepada Allah dengan ucapan syukur. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6).

3.      Mempercayai bahwa Tuhan-lah yang memberikan roti yang menjadi makanan kita (ay.13-15). Dalam injil Yohanes, Yesus menyatakan diriNya sebagai Roti Surga . “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga.  Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,  dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."  (Yohanes 6:51). Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” (Yohanes 6:53). Ini adalah sebuah peristiwa dalam pelayanan Yesus di Galilea, dimana banyak para pengikutnya mengundurkan diri karena perkataan Yesus yang sangat keras, dimana para pengikutNya tidak dapat menerima. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” (Yohanes 6:60). Dalam hal ini para pengikutnya tidak mempuyai kepekaan terhadap perkataan Yesus. Sesungguhnya perkataan itu tidak diterjemahkan secara harafiah, melainkan bagaimana dalam kehidupan kita sungguh-sungguh memilki sifat yang Yesus kehendaki.

Dengan demikian melalui hal ini kita dapat belajar untuk senantiasa berpaut kepada Tuhan dan senantiasa datang kepadaNya; pernyataan Yesus yang sangat tegas dan keras kepada para pengikutNya yang mengundur diri, sesungguhnya sangat bermanfaat untuk meneguhkan kita dalam mengoreksi kesetiaan dan ketaatan kita kepada Yesus Kristus. Menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan karena kita adalah milikNya semata.

Bahan Diskusi:
1.  Apakah yang menjadi prioritas dalam hidupmu? (Diama narumingkot dibagasan ngolum?)
2. Kepada siapakah kita menyatakan seluruh keperluan hidup kita? (Tu dia do pasahathon mu saluhut ngolum?) 
3. Siapakah yang memberikan seluruh keperluan hidupmu? (Ise do na sumarihon ngolum?)

1 komentar:

YANG TERSEMBUNYI mengatakan...

Salam sejahtera dalam nama Yesus Kristus,
saya tertarik akan Thema diatas " MAKAN UNTUK HIDUP VS HIDUP UNTUK MAKAN ".
Makan memang untuk Hidup kalo tidak makan maka manusia akan MATI namun HIDUP bukan untuk MAKAN.
bila HIDUP untuk MAKAN maka dia akan sama dengan mahluk yang berkaki empat.

Akan tetapi banyak kasus gara-gara MAKANAN kehidupan seseorang bisa hilang alias MATI,
jawaban 1 , Prioritas dalam hidup adalah KEPERCAYAAN Kepada TUHAN YESUS,Tetap setia kepadaNya sampai MATI
jawaban 2 , Yah , hanya kepada TUHAN YESUS; yang telah mencukupkan kebutuhan saya selama ini.
jawaban 3 , Tentu Hanya TUHAN YESUS, walaupun disalurkanNya lewat orang-orang yang mencintai kita dan orang-orang yang tidak kita kenal sebelumnya. Karena banyak cara TUHAN untuk memberikan berkatNya kepada kita selagi kita percaya kepada DIA.

Sekian dan terima kasih ,
Salam
Sahata butarbutar

Posting Komentar