Seringkali manusia tidak dapat menikmati kehidupan
ini sehingga memungkinkan seseorang mengalami keputusaan lalu menyudahi
hidupnya dengan tujuan selesailah perjuangan yang sulit itu, tapi benarkah demikian? Teks ini
menceritakan pengalaman umat Israel yang tidak sabar dalam tuntunan Allah
sehingga mereka bersungut-sungut dan menyatakan lebih baik mereka mengalami
kematian di Mesir dengan kelimpahan dari pada harus mengahadapi perjalanan di
Padang gurun. Demikian juga dengan manusia yang tidak mengerti akan arti hidup
ini, sehingga menghalalkan segala cara
dalam hidupnya asal ada makanan. Manusia lupa bahwa sejak penciptaan, Allah
telah menyediakan apa yang diperlukan manusia termasuk makanannya untuk
kehidupannya. Sekalipun manusia telah jatuh kedalam dosa yang mengakibatkan
sulit atau harus berkerja keras untuk kebutuhannya, tetapi Allah tetap campur
tangan untuk memampukan manusia menyelesaikan persoalannya sehingga Allah
sendiri yang memulihkan keberadaan manusia itu dengan mengutus AnakNya yang
Tunggal yaitu Yesus Kristus. Didalam dan
melalui Yesus Kristus manusia dapat
memiliki kehidupan yang kekal, itu sebabnya Yesus Kristus menyatakan
pengajaranNya saat Dia dicobai oleh iblis untuk mengubah batu menjadi roti, Yesus menjawab “Manusia hidup bukan dari roti
saja tetapi setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4).
Ini berarti kehidupan manusia tidak tergantung dari makanan secara jasmani
saja, bahkan belakangan ini banyak orang yang mengalami kematian karena tidak
dapat mengendalikan ketamakannya terhadap makanan, yang menjadikan dirinya
obesitas, kolesterol, darah tinggi dan lain-lain akhirnya Game Over. Bagaimanakah kita sebagai umat Allah memaknai
hidup di dunia ini (POLA HIDUP ORANG
KRISTEN) :
1. Mengetahui apa yang menjadi prioritas dalam
hidup ini (ay.2-4). Artinya sebagai milik Tuhan Yesus Kristus, kita harus
mempercayai bahwa Bapa di Surga mengetahui apa yang kita perlukan. “Semua itu dicari bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu
memerlukan semuanya itu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari."
(Matius 6 : 32,34).
2. Melakukan
aktifitas kehidupan kita dengan mewujudnyatakan iman kita kepada Allah yang
Maha Kuasa (ay.9-12). Jika kita mengetahui bahwa Allah yang kita sembah
adalah Bapa kita yang mengerti keperluan hidup kita tentunya kita dapat memohonkannya dalam doa dan
permohonan denagn ucapan syukur bukan dengan bersungut-sungut kepada orang
lain, hal inilah merupakan tindakan iman
kita. Ketika kita menghadapi pergumulan atau masalah dalam hidup ini kita
diajar untuk menyatakan dalam segala hal artinya kita harus terbuka dihadapan
Tuhan, tidak perlu kita sembunyikan, inilah yang menjadi pola hidup Kristiani
yang harus diwujudkan sebagai anak-anak Allah. Marilah kita belajar membentuk
pola hidup yang baik dan berkenan kepada Allah dengan menyatakan segala sesuatu
kepada Allah dengan ucapan syukur. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa
pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam
doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6).
3. Mempercayai bahwa
Tuhan-lah yang memberikan roti yang menjadi makanan kita (ay.13-15). Dalam injil
Yohanes, Yesus menyatakan diriNya sebagai Roti
Surga . “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya, dan roti yang
Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:51). Maka kata Yesus kepada mereka:
"Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan
minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” (Yohanes 6:53). Ini adalah sebuah
peristiwa dalam pelayanan Yesus di Galilea, dimana banyak para pengikutnya
mengundurkan diri karena perkataan Yesus yang sangat keras, dimana para
pengikutNya tidak dapat menerima. Sesudah
mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang
sanggup mendengarkannya?” (Yohanes 6:60). Dalam hal ini para
pengikutnya tidak mempuyai kepekaan terhadap perkataan Yesus. Sesungguhnya
perkataan itu tidak diterjemahkan secara harafiah, melainkan bagaimana dalam kehidupan kita sungguh-sungguh memilki sifat yang
Yesus kehendaki.
Dengan demikian melalui hal ini
kita dapat belajar untuk senantiasa berpaut kepada Tuhan dan senantiasa datang
kepadaNya; pernyataan Yesus yang sangat tegas dan keras kepada para pengikutNya
yang mengundur diri, sesungguhnya sangat bermanfaat untuk meneguhkan kita dalam
mengoreksi kesetiaan dan ketaatan kita kepada Yesus Kristus. Menyerahkan diri
seutuhnya kepada Tuhan karena kita adalah milikNya semata.
Bahan
Diskusi:
1. Apakah yang menjadi prioritas dalam hidupmu? (Diama narumingkot dibagasan ngolum?)
2. Kepada siapakah kita menyatakan seluruh keperluan hidup kita? (Tu dia do pasahathon mu saluhut ngolum?)
3. Siapakah yang memberikan seluruh keperluan hidupmu? (Ise do na sumarihon ngolum?)
1. Apakah yang menjadi prioritas dalam hidupmu? (Diama narumingkot dibagasan ngolum?)
2. Kepada siapakah kita menyatakan seluruh keperluan hidup kita? (Tu dia do pasahathon mu saluhut ngolum?)
3. Siapakah yang memberikan seluruh keperluan hidupmu? (Ise do na sumarihon ngolum?)
1 komentar:
Salam sejahtera dalam nama Yesus Kristus,
saya tertarik akan Thema diatas " MAKAN UNTUK HIDUP VS HIDUP UNTUK MAKAN ".
Makan memang untuk Hidup kalo tidak makan maka manusia akan MATI namun HIDUP bukan untuk MAKAN.
bila HIDUP untuk MAKAN maka dia akan sama dengan mahluk yang berkaki empat.
Akan tetapi banyak kasus gara-gara MAKANAN kehidupan seseorang bisa hilang alias MATI,
jawaban 1 , Prioritas dalam hidup adalah KEPERCAYAAN Kepada TUHAN YESUS,Tetap setia kepadaNya sampai MATI
jawaban 2 , Yah , hanya kepada TUHAN YESUS; yang telah mencukupkan kebutuhan saya selama ini.
jawaban 3 , Tentu Hanya TUHAN YESUS, walaupun disalurkanNya lewat orang-orang yang mencintai kita dan orang-orang yang tidak kita kenal sebelumnya. Karena banyak cara TUHAN untuk memberikan berkatNya kepada kita selagi kita percaya kepada DIA.
Sekian dan terima kasih ,
Salam
Sahata butarbutar
Posting Komentar