Rabu, 28 September 2011

“Jadilah Saudara Yesus Yang Setia”

Tuhan Yesus tidak mau keluargaNya menjadi repot, panik dan bingung karena masalah yang terjadi disaat orang banyak mengatakannya sebagai kerasukan setan atau Beelzebul. Ia sangat menghargai keluargaNya, dan Yesus mau keluargaNya tetap akrab, solid, tenang menghadapi semua perkara yang sedang terjadi. Apa yang Yesus lakukan untuk keluargaNya, adalah: Contoh yang sangat baik untuk kita lakukan dalam kehidupan kita setiap hari. Kita harus menghargai keluarga kita. Ada banyak orang yang lebih menghargai harta daripada keluarganya. Ada banyak orang yang lebih menghargai uang daripada anaknya, sehingga demi uang, ia tinggalkan tanggung jawabnya sebagai Bapa dan mamak dalam kehidupan keluarga.
Marilah kita perhatikan pertanyaan Yesus ini: “Siapa ibuKu dan siapa saudara-saudaraKu?" Dengan kata lain, Yesus mau mengatakan, bahwa yang menjadi anggota keluargaNya, adalah: “Setiap orang yang melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu". Tuhan Yesus mau menempatkan kita menjadi bagian dari keluargaNya. Ini adalah menjadi sebuah berita yang sangat menarik bagi kita. Kalau kita melakukan kehendak Allah atau kalau kita mengerjakan Firman Allah, maka kita adalah bagian dari keluarga Kristus. Berarti kita ikut serta di dalamNya. Dialah Tuhan yang mampu menolong kita, yang memahami keadaan kita, sekaligus menjaga dan membela kita.
Menjadi keluarga Yesus dapat terlihat dari ketaatan kita melakukan kehendak Allah. Melakukan kehendak Allah Bapa, bukan persoalan berapa tahun kita menjadi Kristen. Tetapi marilah kita pahami apa yang dikatakan Yesus ini: "Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu". Artinya: Menjadi Keluarga Kristus ditentukan dari ketaatan kita melakukan kehendak Allah dan perintah-perintahNya.
Kembali Saya ingatkan: Hargai keluarga. Jangan pernah ada kata cerai dalam keluarga, jangan pernah ada bentakan, caci maki, dan kata-kata kotor dalam kehidupan keluarga. Berilah waktu dan kasih sayang untuk keluargamu. Harus ada waktu secara bersama dengan keluarga, menyatakan Kasih Tuhan, menyatakan cinta. Ada saatnya di mana seorang bapak memeluk anak-anaknya dengan hangat, berbicara tentang Tuhan bagi mereka. Sediakanlah waktu yg khusus bagi anak-anak saudara, bagi istri saudara. Seorang Istri pun juga harus menyediakan waktu khusus bagi suami dan anak-anaknya.
Ingatlah! Tuhan Yesus juga menghargai keluargaNya. Biarlah hari ini kita berkata: Tuhan, sekalipun setiap masalah tidak dapat dipisahkan dari hidupku, tetapi Saya tetap berjalan maju terus meraih janji Allah. Karena Saya tahu dan percaya bahwa Allah akan berjalan bersama Saya dan Saya akan meraih kemenangan bersama Yesus. Jadilah saudara Yesus yang setia melakukan kehendak Allah. Amin.

Dengar Dan Lakukanlah Yang Diajarkan Yesus

Saudaraku yang terkasih! Inti pengajaran Yesus di atas bukit ini, adalah: Bagaimana hidup dalam Kerajaan Allah. Yang menjadi Warga Kerajaan Sorga itu, bukanlah orang yang tinggi hati, yang merasa dirinya kaya dan benar, melainkan orang yang rendah hati, yang merasa miskin daam hatinya dan mengharapkan kasih dari Tuhan Yesus. Bukan yang merasa puas dengan hidupnya, melainkan yang menyesali dosanya. Bukan orang yang berkuasa dan berkekuatan, melainkan yang lembut hati. Bukan yang mementingkan diri sendiri, melainkan yang rindu kepada Allah serta kebenaran firmanNya. Bukan orang yang sombong dan kejam, melainkan yang menaruh kasih; bukan penipu, melainkan orang yang benar, yang suci hatinya; bukan orang yang cecok, melainkan yang suka damai; bukan orang yang suka menjajah dan menganiaya, melainkan yang teraniaya karena Tuhan Yesus. Setiap orang yang mendengar serta melakukan pengajaran Yesus disebut: Berbahagia. Masih banyak hal-hal lain yang diajarkan Yesus kepada murid-muridNya. Tetapi apa gunanya nasehat-nasehat itu jika tidak dikerjakan, hanya didengar saja? Nasehat-nasehat itu harus dikerjakan atau dilakukan, barulah kita dapat masuk ke dalam kerajaanNya.
Untuk mempermudah pemahaman kita akan maksud dan tujuan pengajaran Yesus ini, kepada kita telah diberi pengajaran tentang perumpaan dua orang yang mendirikan rumah, yaitu:
1.    Orang bijaksana mendirikan rumah di atas batu. Ketika turun hujan dan air bah menggenangi rumah itu, rumah itu tidak roboh, meskipun badai bertiup dengan dahsyatnya, karena alas rumah itu kokoh dan kuat. 
2.      Orang bodoh mendirikan rumah di atas pasir. Ketika turun hujan disertai angin bertiup dengan kencangnya dan air pasang membanjiri rumah itu, rumah itu roboh.
Saudaraku yang terkasih! Berbagai macam tantangan, pergumulan hidup yang harus kita hadapi di dunia ini seperti topan dan banjir  untuk menghancurkan, merobohkan kehidupan kita. Dalam keadaan seperti ini, kita harus mau membangun kehidupan kita di atas dasar yang kuat, yaitu: Yesus Kristus, karena Dialah Juruselamat kita. Sehebat apa pun badai itu, percayalah kepada Firman Tuhan yang kita dengar serta kita lakukan, sehingga iman percaya kita kepada Tuhan Yesus akan membuat kita tangguh, kokoh, ulet dan tidak akan runtuh. Untuk itu! Hendaklah setiap Firman Tuhan yang kita dengarkan kita lakukan, dengan demikianlah kita memperoleh keselamatan yang dijanjikanNya. Berbahagialah setiap orang yang mendengar Firman Allah serta melakukannya dengan hidup yang benar dihadapan Allah. Amin.

Marilah Kita Saling Mengasihi

Saudaraku yang terkasih! Ada syair lagu yang mengatakan: “Walau dapat berkata, semua bahasa; tapi kutiada kasih, apa gunanya. Walaupun aku bagikan semua milikku, tapi tiada kasih. Oh, tak beguna, Oh tak berguna. Kasih itu panjang sabar, Kasih itu murah hati. Tiada cemburu dan megahkan diri, tak cari untung diri sendiri. Tidak pemarah dan tidak sombong, tidak simpan salah orang lain. Nubuat dan bahasa Roh akan berhenti dan pengetahuan semua akan lenyap; tinggallah iman; pengharapan dan kasih. Tetapi yang paling besar, adalah: Kasih”. (Baca juga 1 Korint 13: 1 – 13).
KASIH, adalah merupakan suatu aspek dari 9 buah Roh seperti yang dapat kita baca dalam Kitab Galatia 5: 22 – 23, yaitu: Kasih; Sukacita; Damai sejahtera; Kesabaran; Kemurahan; Kebaikan; Kesetiaan; Kelemah-lembutan, dan Penguasaan diri. KASIH, adalah sebagai bukti kelahiran baru kita. Orang yang hidup baru pastilah menjadi pelaku kasih, tidak berbuat dosa lagi: Ini adalah suatu sikap hidup yang menunjukkan tindakan yang terus berlangsung. Setiap orang yang sungguh-sungguh dilahirkan kembali dari Allah tidak mungkin mempunyai cara hidup yang berdosa, karena Allah tidak dapat hadir dalam setiap orang yang berbuat dosa. Dosa adalah, akar penyumbat bagi kita untuk melakukan kasih. KASIH, adalah sesuatu yang harus kita kembangkan sebagai buah dari sukacita kita, baik dalam bentuk kebaikan, belaskasihan, rasa dukacita, ratapan atau dalam bentuk perdamaian, simpati, mencari kenyamanan dan kerendahan hati. Oleh karena itu, kita dinasihatkan untuk saling mengasihi, memperhatikan sesama kita dan berusaha memajukan kesejahteraan sesama. Tuhan Yesus mengatakan dalam Lukas 6: 31, “Dan bagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka”.
Saudaraku yang terkasih! Kita harus mau berusaha mengembangkan kasih Kristus. Tuhan Allah telah dahulu mengasihi kita, maka kita yang sudah mengalami kasih, pengampunan, dan pertolonganNya wajib menolong orang lain, meskipun untuk itu kita harus berkorban secara pribadi. Jikalau kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasihNya disempurnakan di dalam kita (ay. 12). Saling mengasihi, adalah syarat utama untuk hidup bersama Yesus Kristus Tuhan kita. Amin.