Kamis, 09 Februari 2012

Renungan Minggu SEPTUAGESIMA, tanggal 5 Februari 2012 BERSABAR MENANTI JAWABAN TUHAN (Yesaya 40 : 21 - 31)

Menantikan sesuatu adalah pekerjaan yang dapat membosankan. Banyak orang pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa karena tidak sabar (tidak mau lebih lama untuk menantikan/menunggu). Bukankah hal serupa juga sering terjadi dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah. Terkadang kita menjadi sangat kecewa, letih dan bimbang karena doa-doa yang kita panjatkan tidak segera di jawab oleh Allah. Kondisi seperti itu sering kali berlarut-larut, sehingga kita kehilangan gairah dalam melayani, bekerja dalam kehidupan aktifitas sesehari, tidak ada semangat lagi ketika melakukannya. Kita menjadi jenuh dan bosan dalam menanti-nantikan jawaban Tuhan. Inilah hal-hal yang kadang-kadang membuat kita sebagai orang percaya tidak setia dan tidak memiliki keteguhan didalam iman.

Oleh sebab itu melalui nats ini Yesaya menguatkan orang Israel dengan mengatakan bahwa Allah memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tidak berdaya. Hal ini juga menyadarkan kita sebagai anak-anak Allah, agar kita memiliki iman yang teguh dengan menanti-nantikan Tuhan untuk mendapatkan kekuatan baru seperti BURUNG RAJAWALI yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya tidak menjadi lesu ketika berlari dan tidak menjadi lelah ketika berjalan.

BAGAIMANA CARANYA AGAR KITA SEMAKIN MEMPERCAYAAI DAN MENGANDALKAN ALLAH?

1.    Melalui mengenal/menyadari dan mengakui manusia sangat terbatas dihadapan Allah yang tidak terbatas itu (ay. 21-26). Iman bertumbuh bukan hanya karena hidup tanpa kesulitan/masalah. Keadaan yang sangat sulit dan genting sekali pun sebenarnya menjadi sarana untuk membentuk kita beriman yang lebih kepada Tuhan. Ujian terhadap iman sangat berguna untuk membuat kita lebih dewasa dalam iman. Perbuatan dan pertolongan Tuhan yang kita terima dapat kita rasakan/lihat ketika kita dalam kesulitan bukan ketika hidup kita aman-aman saja. Sykurilah kesulitan dalam hidupmu agar kita semakin menyaksikan kuasa Tuhan yang dahsyat menolong kita.

2.    Melalui menyadari kelemahan dosa dan kejahatan dan sedia datang kehadapan Allah yang Mahakasih (ay.27-30). Dalam perjuangan hidup sesehari karena kesulitan dan situasi dapat membuat kita terpuruk jatuh kedalam dosa. Sebagai anak-anak Allah marilah kita menghargai karya Allah yang telah menyelesaikan seluruh hutang dosa dunia termasuk dosa mu di KALVARI. Ingatlah saat Yesus Kristus sebelum mati, Dia menyatakan SUDAH SELESAI (Yoh. 19:30a) yang artinya tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak dapat diselesaikan di KALVARI. Hal inilah yang membuat kita sebagai umat tebusan Allah dapat bertumbuh jika kita tidak BERKUBANG didalam dosa tetapi bangkit dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

3.    Melalui mengkhususkan hanya mempercayai Allah saja dan tidak ada yang lain (ay. 31). Pernyataan orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru seumpa burung rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya ; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Artinya selama kita didunia ini tidak akan pernah berhenti perjuangan yang harus dihadapi sejak kita dilahirkan sampai  kepada akhir hidup kita . Hal yang menjadi sukacita bagi anak-anak Allah justru rintangan yang kita hadapi tidak membuat kita menjadi putus asa tetapi justru menjadi satu tantangan yang harus dihadapi  bersama kekuatanNya. Tantangan yang dihadapi anak-anak Allah membutuhkan kita untuk mendemonstrasikan kuasa Allah dalam dunia ini. Ketika kita hanya mengandalkan kuasa Allah inilah yang menjadi bukti bahwa hidup kita hanya mempercayai kuasa Allah. Karena itu saudara ku, bersabarlah dalam setiap kesulitan hidup dan nantikanlah Tuhan mendemonstrasikan kuasaNya dalam hidupmu hal ini membutuhkan komitmen yang teguh sehingga setiap rintangan yang kau hadapi dalam hidup ini dapat menjadi tantangan yang mendorong kita untuk maju bersama Allah.

ARAHKANLAH HIDUPMU KEPADA TUHAN YANG MENEBUSMU

Ev. : Mazmur 62 : 6 – 13        Ep. : Junus 3 : 1 -10

Jemaat yang dikasihi Tuhan tak terasa kita hampir mengakhiri bulan yang pertama di tahun 2012. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan tentunya jika kita masih bisa beraktifitas bahkan memenangkan berbagai perjuangan dalam hidup kita secara Pribadi, Keluarga bahkan Gereja secara hatopan tentu hal itu hanya karena anugrah dan kuasa Allah Sang Penebus kita melalui Tuhan Yesus Kristus. Demikianlah pengakuan Daud yang menyadari banyaknya ancaman yang dapat membinasakan hidupnya dan menyadari keterbatasannya yang tidak dapat menjamin dirinya dapat mengalahkan segala yang akan memusnahkannya, mengarahkan agar kita juga mengarahkan hidup kita kepada Tuhan yang telah menebus hidup kita. Karna itu melalui nats ini kita diajak agar mengevaluasi diri apakah kita hidup mengarahkan diri kepada Allah Sang Penebus kita.
Sebagai Pribadi, Keluarga dan Gereja yang telah ditebus oleh Kristus, maka hendaknya kita menampakkan hidup hanya mempercayai Allah saja (Ay. 6 – 9). Pernyataan mempercayai Allah saja berarti menampakkan hidup yang hanya di kuasai oleh Allah. Ini berarti ketenangan dan kenyamanan dalam hidupnya hanya ada pada Allah. Dalam perjuangan hidup di dunia ini kita patut hanya bersandar/mengandalkan kuasa Allah saja sebab Allah itu setia tidak pernah berubah, kekal, maha kuasa dan memiliki otoritas dalam hidup kita. Dunia dapat berubah, kekuasaan pribadi, atau kelompok dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya, misalnya : seseorang memiliki kuasa saat dia sedang memiliki jabatan, gelar atau kekayaan namun jika hal itu tidak lagi ada maka tidak ada lagi kekuasaannya menjadi berkurang bahkan tiada lagi. Allah adalah Pribadi yang menyatakan kasih dan kesetiaanNya yang kekal. Hal ini dapat kita lihat, sekali pun manusia telah memberontak, jatuh kedalam dosa, namun Allah yang berinisiatif melepaskan kita dari kuasa dosa dan akibatnya melalui memberikan anakNya yang Tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus agar kita tidak binasa (Yoh. 3 : 16) melainkan memiliki keselamatan/hidup kekal.
Sebagai Pribadi, Keluarga dan Gereja yang telah ditebus, kita harus menyadari keterbatasan dan jangan mau bersandar kepada harta yang memiliki keterbatasan (Ay. 10-11). Pemazmur menyatakan bahwa manusia ini hina dan kemuliaannya adalah kebohongan seperti angin bahkan lebih ringan dari angin. Namun manusia sering melupakan hal ini, sehingga untuk mempertahankan hidupnya dia memusnahkan sesamanya sebagaimana yang dinyatakan “manusia menjadi srigala terhadap sesamanya”. Tetapi bagi Pribadi, Keluarga dan Gereja yang telah ditebus oleh Kristus, maka ukuran ketenangan dan kenyamanan bukanlah terhadap dirinya dan kepemilikannya, artinya sekalipun kita memiliki harta yang sangat sederhana kita dapat merasakan ketenangan dan kenyamanan sebab Allah lah yang menjadi pengandalan kita  dalam hidup ini.
Sebagai Pribadi, Keluarga dan Gereja yang ditebus kita harus mengingat aturan dan hukum Allah (Ay. 12-13). Manusia sering tidak sabar menghadapi penderitaan yang diakibatkan oleh situasi dan kondisi yang dihadapinya, bahkan sering mengambil jalan pintas dan membalas kejahatan dengan kejahatan juga untuk mempertahankan hidupnya atau melakukan antisipasi terhadap serangan yang dialaminya dengan kekuatan dirinya sendiri sehingga terjatuh kedalam dosa. Tetapi bagi Pribadi, Keluarga, atau Gereja yang telah ditebus Kristus dapat bertahan didalam penganiayaan, penderitaan yang dialaminya akibat situasi dan kondisi yang tidak menyukai keberadaan kekuasaan Allah dinyatakan didalam dunia ini. Kita harus percaya bahwa Allah memiliki kekuasaan atas dunia ini sehingga Dia sendiri yang berotoritas untuk menyelamatkan orang-orang yang telah ditebusNya. Kalau pun untuk sementara kita dapat merasakan penderitaan karena kebenaran yang harus kita nyatakan dalam hidup ini, kita harus mempercayai bahwa Allah yang adalah KEBENARAN akan menyatakan hukumNya. Sekalipun dalam dunia ini kita menyaksikan bahwa banyak orang yang mengalami penderitaan untuk mempertahankan KEBENARAN tetapi sebagai Pribadi, Keluarga dan Gereja yang telah ditebus janganlah menjadi undur untuk menyatakan eksistensinya dalam dunia ini. Demikianlah Pemazmur menyakini bahwa firman Allah pasti digenapi dalam hidupnya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan marilah sebagai Pribadi, Keluarga dan Gereja yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini tetapi dapat tampil beda sebagai Pribadi yang telah mengalami pembaharuan didalam Kristus, kita dapat mewujudkan sebagai Pribadi, Keluarga dan Gereja yang mengarahkan diri kepada Allah sang Penebus sehingga kita dapat merasakan kehidupan yang aman dan nyaman dalam perlindungan Tuhan sekalipun ada banyak hal yang dapat membuat kita terpuruk dalam kehidupan ini. Kita juga dapat mempercayai segala keperluan hidup kita ada dalam anugrahNya sehingga tidak mengumpulkan harta dengan cara yang tidak berkenan dihadapan Allah. Demikian juga untuk keamanan dan kenyamanan masa depan kita menyerahkan kepada Allah yang memiliki otoritas dalam hidup kita sehingga tidak mempertahankan hidup dengan cara-cara dunia ini akhirnya kita tidak hidup dalam kebenaran firman Allah. Amin.