Jumat, 21 Oktober 2011

Renungan Minggu ke XVIII setelah Trinitatis 23 Oktober 2011


  Bagimanakah Penampakan Hidup Orang Yang Menerima Kasih Karunia Allah
Lukas 15 : 11 - 24  

 Perumpamaan anak yang hilang memiliki dimensi yang berbeda dengan perumpamaan tentang domba dan dirham (uang) yang hilang. Jika seekor domba hilang karena kebodohannya dan dirham (uang ) yang hilang karena kelalaian pemiliknya, maka anak yang hilang karena keputusannya sendiri. Perumpamaan tentang domba dan dirham (uang) yang hilang bersifat universal menggambarkan semua manusia yang hilang didunia ini, sedangkan perumpamaan tentang anak yang hilang bersifat khusus yaitu tentang umat Allah yang hilang. Namun semua yang hilang membutuhkan kasih Allah. Karena teks ini dibatasi sampai dengan ay. 24 kita tidak membicarakan siapakah yang hilang tapi kita mau melihat sikap hidup orang yang telah menerima kasih Allah. Nats ini mengajarkan bagaimana sikap Yesus yang sangat peduli dengan manusia yang hilang seperti anak bungsu yang hilang karena ketertarikkan dengan dunia ini atau anak sulung yang hilang di rumahnya sendiri yang tidak merasakan apa yang dimiliki bapaknya adalah bagiannya. Karena itu saya member tema dalam khotbah ini : Bagaimanakah Kehidupan Orang Yang Telah Menerima Kasih Karunia Allah Dalam Hidupnya?  Hal ini dapat menjadi evaluasi bagi kita apakah sungguh kita telah menerima kasih karunia Allah atau kita masih berstatus sebagai anak bungsu atau anak sulung yang terhilang.
1.      Sedia memberikan apa yang menjadi hak orang lain (ay. 11-12)
-          Orang yang telah menyadari bahwa ia hidup dari anugrah Allah maka dalam hidupnya dia akan menjadi orang yang tidak akan pernah mengambil apa yang menjadi hak orang lain melainkan dia akan selalu memberikan  apa yang menjadi hak orang lain.

2.      Jangan menghamburkan berkat yang kita peroleh dari Tuhan (ay. 13-16)
-          Orang yang menyadari bahwa apa yang ada pada dirinya adalah anugrah/pemberian dari Tuhan maka dia tidak akan pernah menghambur-hamburkan dengan berfoya-foya demi memuaskan keinginan dagingnya.
-          Hidup yang boros dan berfoya-foya akan mendatangkan kemiskinan. Tuhan menghendaki agar berkat yang diberikanNya bagi kita dipergunakan kepada apa yang baik dan demi kemuliaan Tuhan sendiri.

3.      Hiduplah di dalam sukacita karena saling menerima dengan menyadari kekurangan/kesalahan (ay.17-24)
-          Menyesali keberdosaan/kesalahan adalah sikap yang terpuji karena dengan demikian ada kemauan untuk hidup lebih baik. Pertobatan yang terus menerus mejadi kerinduan TUHAN.
-          Kehidupan dengan kemauan untuk saling menerima dengan saling mengampuni akan mmendatangkan kehangatan cinta kasih dalam pribadi, keluarga dan masyarakat.
-          Pertobatan akan membawa kita kepada status yang sebenarnya di dalam anugerah Tuhan.
Topik mingguan kita menyatakan Bangkitlah Kamu! Tuhan Yesus Kristus sedia menantikan kedatangan kamu untuk di pulihkan sebagai anak Allah. Hiduplah sebagai anak Allah yang menikmati kasih karuniaNya dengan menghargai warisan hidup kekal yang disediakanNya bagiku, bagimu, bagi setiap orang yang percaya kepada  Tuhan Yesus Kristus.

Minggu, 09 Oktober 2011

Tunjukkanlah Respons Yang Tepat terhadap Anugerah Tuhan


Menunjukkan respons yang tepat terhadap anugerah Tuhan, inilah yang diminta Firman Tuhan ini dari setiap orang percaya kepadaNya.
1.       Yesus Kristuslah Batu Penjuru dalam kehidupan kita yang dapat membuat kita bertahan hidup, berteduh di dalam Dia Juruselamat kita, yang telah berbuat banyak keajaiban yang tak terhitung harganya. Penebusan dan penyelamatan kita dari dosa dan kematian adalah perbuatan ajaib Tuhan di mata kita. Tuhan Allah sendirilah yang berperan dalam kelangsungan keajaiban itu. Tuhan Yesus sebagai batu penjuru adalah untuk pembangunan Gereja, Dialah yang menyelamatkan kita (Kis 4: 11 – 12).
2.      Tiap hari adalah anugerah Allah. “Hari” yang dimaksud disini, adalah: Menunjuk kepada hari Kebangkitan Yesus Kristus. Pada hari kebangkitanNya Tuhan Yesus dijadikan batu penjuru oleh Allah. Yesus dipilih Allah menjadi batu penjuru bagi bangunan rohani (1 Petr 1: 20; 2: 4). Kemudian pemimpin-pemimpin Yahudi sebagai tukang bangunan sangat menolak Dia bahkan membuangNya, melalui penyaliban di kayu salib (Mat 21: 38 – 42). Tuhan Allah telah memberikan hari-hari kehidupan untuk kita nikmati, hari penyelamatan dan penebusan telah kita terima sewaktu Tuhan Yesus disalibkan, kita telah diselamatkan dan kita hidup didalam Dia, maka seharusnyalah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya.
3.      Inti kesukaan hati kita, adalah: Keselamatan yang diperbuat Tuhan Yesus, yang didalamNya kita bermohon: Supaya Ia membuat hari-hari yang kita nikmati menjadi sumber kemujuran bagi kita, sukses dalam segala pekerjaan kita yang berkenan di mata Tuhan. Tetapi perlu kita ingat, bahwa kemujuran yang dimaksud disini bukanlah melambangkan kemujuran materi, tetapi berkat sorgawi, rohani yang diberikan kepada kita oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai batu penjuru yang hidup. Tetapi janganlah kita heran, ada hari-hari dimana kita mengalami suka atau duka, disitupun kita harus mengaku: “Inilah hari yang dijadikan Tuhan, …” ini adalah merupakan pengakuan yang benar dan tulus dari kita sebagai orang percaya kepadaNya. Tunjukkanlah respons yang tepat terhadap anugerah Tuhan....., Bersyukurlah kepadaNya, sebab Ia baik!  Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setiaNya. Amin.