Rasul Paulus mengirim suratnya kepada
orang Kristen yang ada di Efesus ketika ia dalam penjara di Roma.
Tujuannya untuk membekali dan menguatkan jemaat Efesus untuk tetap didalam iman yang
teguh, tetap berbuat baik, kasih dan damai terhadap sesama sebagai anak-anak terang yang
telah ditebus dan diselamatkan oleh Kristus Yesus,
walaupun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Setiap orang Kristen
terpanggil untuk hidup kudus, sebab telah dikuduskan didalam Kristus Yesus ( Efesus 1 :
1 ;
Roma 1 : 7 ; 1 Kor 1 : 2 ).
Dikatakan
: "…. Jangan hidup lagi sama seperti
orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia (4 : 17),
sebab itu jadilah penurut-penurut Allah seperti anak-anak yang kekasih…." ( 5 : 1
).
Nats mengingatkan dan mengajak setiap
orang
percaya untuk menunjukkan jatidirinya sebagai pengikut Kristus dengan melakukan perbuatan-perbuatan
yang berkenan dihadapan Tuhan. Kita
terpanggil untuk hidup kudus walaupun berada ditengah-tengah dunia yang
penuh dosa dan cemar ini. Itu bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan pimpinan Tuhan melalui Roh
Kudus kita menjadi dimampukan :
1. Menjadi
Kristen yang arif / bijaksana (marroha) bukan orang bebal (na so marroha .
Dalam ayat
15 yang disebut orang arif itu adalah orang yang hidup dengan cukup seksama, yang
beroleh hikmat kebijaksanaan untuk mengenal yang baik dan tidak baik serta yang
cukup hati-hati dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. Dengan kesediaan kita mendengar,
memperhatikan, merenungkan firman Tuhan serta memberikan hidup kita dipimpin olehTuhan,
kita akan beroleh hati yang bijaksana.
“Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepada ku pada waktu pagi,
sebab kepada - Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh,
sebab kepada-Mulah ku angkat jiwaku“ (Mzm 143 : 8 )
2. Mempergunakan waktu
yang ada
Waktu merupakan anugrah Tuhan. Manusia diharapkan untuk selalu mempergunakan hari-harinya dengan baik,
sebab hari-harinya terbatas didunia ini. Semua hari-hari itu dijadikan Tuhan baik,
hanya saja tergantung kepada manusia itu sendiri bagaimana untuk mempergunakan dan mengisi hari-harinya: apakah dengan hal yang sia-sia atau sebaliknya hal
yang berkenan kepada Allah. Tuhan menciptakan manusia bukan seperti robot
melainkan diberi kebebasan berkarya dan memilih, tetapi kebebasan yang
kelak dipertanggung jawabkan. “Ajarlah
kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana“ (Mzm 90 : 12 )
3. Mengucap syukur senantiasa kepada Tuhan
Rasa
syukur membuat kita beriman sehingga mengakui,
memuji-muji dan memberitakan perbuatan kebesaran Tuhan. Pengenalan akan berkat-berkat Tuhan akan mendorong kita untuk senantiasa mengucap syukur,
tidak hanya dalam hal senang tetapi juga dalam kesusahan. Allah
telah menunjukkan keselamatanNya kepada kita didalam Yesus Kristus atas pengorbananNya dan cinta kasihNya
yang tidak menuntut apa-apa.
4. Hidup dalam kerendahan hati
Kerendahan hati mendekatkan kita kepada
Allah sehingga kita bisa menilai diri sendiri dari sudut pandang kebesaranNya. Mengenal diri sendiri sebagai manusia
yang
dikasihi Tuhan maka kita bersedia memberikan hati kita dibimbing dan dituntun olehNya. Tanpa pertolongan Tuhan,
manusia tidak dapat berbuatapa-apa ( Yoh 15 : 5)
Diskusi :
1. Dalam nats,
hal apakah yang harus kita perbuat sebagai orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan? (
Angka dia ma ingkon jumpang dingolunta songon angka na ungtinobusNahita ?)
2. Kepada siapakah kita mempercayakan hidup supaya dapat hidup berkenan kepadaNya?( Tuise do hitapasahathon ngolunta asa tarulahon hitana tama ?)