Jumat, 29 Juni 2012

"PENUHI PANGGILANMU!!!" (2 Korintus 11:16-17)

Minggu V Setelah Trinitatis: Ke- Tritunggalan  Allah (Hasitolusaon ni Debata)

      Banyak orang memiliki pengertian yang keliru tentang pelayanan. Tidak sedikit orang memahami bahwa pelayanan itu adalah bagian dari orang-orang yang dikhususkan seperti Pendeta, Penginjil, Penatua, dll. Dengan demikian ada banyak orang tidak memberikan perhatian kepada pelayanan karena merasa ia adalah jemaat biasa. Padahal setiap orang percaya adalah pelayan Tuhan. Kalau kita lihat Asal mula dosa ialah kemegahan terhadap diri sendiri, sebagaimana Hawa yang ingin sama dengan Penciptanya (Allah) Kej. 3. Sifat seperti itulah yang terbawabawa manusia sampai saat ini, manusia sudah banyak yang memegahkan diri sendiri, padahal apa yang dia miliki adalah Karunia Allah pada dirinya. Paulus mengatakan dirinya adalah Rasul, bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi atas pilihan Allah. Memang yang dikatakan rasul adalah orang yang merintis (Mendirikan) jemaat itu. Tetapi dengan latarbelakang jemaat Korintus bukanlah atas pelayanan Paulus, tetapi Paulus menindaklanjuti pelayanan yang telah ada. Itulah sebabnya suatu pergumulan besar buat Paulus untuk menjaga kerohanian jemaat Korintus, agar tidak terpengaruh kepada ajaran-ajaran sesat dari rasul-rasul palsu yang datang untuk memegahkan diri mereka, sehingga menyombongkan diri. Menurut dari perkataan Paulus di 2 Kor. 10:17 “ Sebab barang siapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan”. Karena itu tidak baik seseorang itu bermegah kalau hanya untuk meninggikan dirinya sendiri, sebab Tuhan tidak menyukai hal seperti itu. Orang yang bermegah adalah keinginan daging tetapi bukan keinginan Kristus. Tuhan tidak suka kepada orang yang bermegah diri. Kalaupun ia mau bermegah baiklah bermegah di dalam Tuhan. Beberapa hal yang perlu kita ingat dalam hidup kita sebagai Hamba Tuhan:
1.Status Kerasulan Paulus adalah Karunia Allah (Kis.9), demikian dengan status keberadaan kita menjadi berharga karena Kasih Karunia Allah. Paulus menekankan kepada jemaat Korintus, dengan tegas bahwa janganlah kiranya ada menganggap dia bodoh. Karena Paulus adalah Rasul Tuhan. Kalau jemaat Korintus boleh menerima rasul palsu itu, paulus juga mau diterima dengan dianggap bodoh, tetapi disamping kebodohan yang mereka anggap, paulus dapat bermegah. Memegahkan diri adalah suatu kebodohan, tetapi Paulus harus berbuat demikian agar mereka tetap menerima Paulus sebagai orang bodoh, dengan demikian Injil Kristus tetap terpelihara dalam jemaat Korintus. Karena itu kita sebagai Hamba Tuhan, kita harus sadar, kalau kita boleh seperti saat ini, janganlah kita bangga dengan diri kita, karena itu semua kita peroleh dari kasih Karunia Allah, patutlah kita mensyukurinya dengan melakukan tanggung jawab kita sebagai seorang Pelayan di tengah-tengah Gereja dan lingkungan agar jemaat kita tidak terpengaruh dengan ajaran-ajaran lain (sesat).
2.  Bermegah di dalam Tuhan. Sikap memegahkan diri bukanlah berasal dari Kristus, karena hal itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Sifat itu berasal dari kehendak duniawi dan kehendak daging. Sifat memegahkan diri tidak sesuai dengan teladan Kristus yang telah merendakan diri-Nya (Flp 2:5-8). Dan bagi Paulus, hal itu juga tidaklah biasa karena ia juga telah disalibkan bagi dunia (Gal 6:14). Tuhan Yesus tidak memegahkan diri-Nya, dan Roh-Nya pun tidak pernah memimpin orang-orang untuk memegahkan diri sendiri. Oleh  karena keadaan jemaat di Korintus dan para rasul palsu di dalam jemaat itu, Paulus terpaksa memegahkan diri untuk membela kebenaran. Paulus menuliskan itu bukan berarti tulisanya tidak di Ilhamkan Tuhan. Hanya perkataan itu tidak berhubungan dengan ilham dari Tuhan. Memegahkan diri sendiri sebenarnya bukanlah suatu hal yang menyenangkan bagi Paulus yang suka mencari pujian dari manusia. Dalam keadaan demikian dia dengan keadaan terpaksa memegahkan diri sendiri untuk membela kebenaran dan menutup mulut para rasul palsu itu. Setiap orang yang sudah ditebus didalam darah Kristus adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dari dosa (Gal.5:1). Namun kemerdekaan yang Tuhan berikan itu bukan untuk bebas melakukan apa saja. Tetapi kebebasan yang kita miliki kita menghambakan diri kepada Kristus (1 Kor. 7:22). Jadi apapun profesi kita, kita adalah Hamba Kristus. Artinya kita harus melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam setiap pekerjaan kita. Jadi jangan hanya memikirkan keuntungan bagi diri sendiri, tetapi pikirkan rencana Tuhan yang harus terpenuhi dalam diri kita, sehingga kita tidak boleh bermegah dengan yang kita miliki sekarang, karena itu adalah Karunia Tuhan. 
Diskusi:
1.     Apa yang membuat orang, sering memegahkan diri (sombong). (aha do mambahen jolma jotjot madabu tu Ginjang ni roha)?
2.     Apa yang harus kita lakukan agar tidak memegahkan diri (sombong)? (Aha do naboi bahenonta, asa unang madabu hita tu ginjang ni roha)?

0 komentar:

Posting Komentar