Minggu V Setelah Trinitatis: Ke- Tritunggalan Allah (Hasitolusaon ni Debata)
Banyak orang memiliki pengertian yang keliru
tentang pelayanan. Tidak sedikit orang memahami bahwa pelayanan itu adalah
bagian dari orang-orang yang dikhususkan seperti Pendeta, Penginjil, Penatua,
dll. Dengan demikian ada banyak orang tidak memberikan perhatian kepada
pelayanan karena merasa ia adalah jemaat biasa. Padahal setiap orang percaya
adalah pelayan Tuhan. Kalau kita lihat Asal mula dosa ialah kemegahan terhadap
diri sendiri, sebagaimana Hawa yang ingin sama dengan Penciptanya (Allah) Kej. 3. Sifat seperti itulah yang
terbawabawa
manusia
sampai saat ini, manusia sudah banyak yang memegahkan diri sendiri, padahal apa yang dia miliki adalah Karunia Allah
pada dirinya. Paulus mengatakan dirinya adalah Rasul, bukan atas kehendaknya
sendiri, tetapi atas pilihan Allah. Memang yang dikatakan rasul adalah orang
yang merintis (Mendirikan) jemaat itu. Tetapi dengan latarbelakang jemaat Korintus
bukanlah atas pelayanan Paulus, tetapi Paulus menindaklanjuti pelayanan yang
telah ada. Itulah sebabnya suatu pergumulan besar buat Paulus untuk menjaga
kerohanian jemaat Korintus, agar tidak terpengaruh kepada ajaran-ajaran sesat
dari rasul-rasul palsu yang datang untuk memegahkan diri mereka, sehingga
menyombongkan diri. Menurut dari perkataan Paulus di 2 Kor. 10:17 “ Sebab barang siapa
bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan”. Karena itu tidak baik
seseorang itu bermegah kalau hanya untuk meninggikan dirinya sendiri, sebab
Tuhan tidak menyukai hal seperti itu. Orang yang bermegah adalah keinginan
daging tetapi bukan keinginan Kristus. Tuhan tidak suka kepada orang yang
bermegah diri. Kalaupun ia mau bermegah baiklah bermegah di dalam Tuhan. Beberapa
hal yang perlu kita ingat dalam hidup kita sebagai Hamba Tuhan:
1.Status Kerasulan Paulus adalah Karunia Allah
(Kis.9), demikian dengan status keberadaan kita menjadi berharga karena Kasih
Karunia Allah. Paulus menekankan kepada jemaat Korintus, dengan tegas bahwa janganlah
kiranya ada menganggap dia bodoh. Karena Paulus adalah Rasul Tuhan. Kalau
jemaat Korintus boleh menerima rasul palsu itu, paulus juga mau diterima dengan
dianggap bodoh, tetapi disamping kebodohan yang mereka anggap, paulus dapat
bermegah. Memegahkan diri adalah suatu kebodohan, tetapi Paulus harus berbuat
demikian agar mereka tetap menerima Paulus sebagai orang bodoh, dengan demikian
Injil Kristus tetap terpelihara dalam jemaat Korintus. Karena itu kita sebagai
Hamba Tuhan, kita harus sadar, kalau kita boleh seperti saat ini, janganlah
kita bangga dengan diri kita, karena itu semua kita peroleh dari kasih Karunia
Allah, patutlah kita mensyukurinya dengan melakukan tanggung jawab kita sebagai
seorang Pelayan di tengah-tengah Gereja dan lingkungan agar jemaat kita tidak
terpengaruh dengan ajaran-ajaran lain (sesat).
2. Bermegah
di dalam Tuhan. Sikap memegahkan diri bukanlah berasal dari Kristus,
karena hal itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Sifat itu berasal dari
kehendak duniawi dan kehendak daging. Sifat memegahkan diri tidak sesuai dengan
teladan Kristus yang telah merendakan diri-Nya (Flp 2:5-8). Dan bagi Paulus, hal itu juga tidaklah biasa karena ia juga telah
disalibkan bagi dunia (Gal 6:14).
Tuhan Yesus tidak memegahkan diri-Nya, dan Roh-Nya pun tidak pernah memimpin
orang-orang untuk memegahkan diri sendiri. Oleh
karena keadaan jemaat di Korintus dan para rasul palsu di dalam jemaat
itu, Paulus terpaksa memegahkan diri untuk membela kebenaran. Paulus menuliskan
itu bukan berarti tulisanya tidak di Ilhamkan Tuhan. Hanya perkataan itu tidak
berhubungan dengan ilham dari Tuhan. Memegahkan diri sendiri sebenarnya
bukanlah suatu hal yang menyenangkan bagi Paulus yang suka mencari pujian dari
manusia. Dalam keadaan demikian dia dengan keadaan terpaksa memegahkan diri
sendiri untuk membela kebenaran dan menutup mulut para rasul palsu itu. Setiap
orang yang sudah ditebus didalam darah Kristus adalah orang-orang yang sudah
dimerdekakan dari dosa (Gal.5:1).
Namun kemerdekaan yang Tuhan berikan itu bukan untuk bebas melakukan apa saja.
Tetapi kebebasan yang kita miliki kita menghambakan diri kepada Kristus (1 Kor. 7:22). Jadi apapun profesi
kita, kita adalah Hamba Kristus. Artinya kita harus melakukan apa yang Tuhan
kehendaki dalam setiap pekerjaan kita. Jadi jangan hanya memikirkan keuntungan
bagi diri sendiri, tetapi pikirkan rencana Tuhan yang harus terpenuhi dalam
diri kita, sehingga kita tidak boleh bermegah dengan yang kita miliki sekarang,
karena itu adalah Karunia Tuhan.
Diskusi:
1. Apa yang membuat orang,
sering memegahkan diri (sombong). (aha do mambahen jolma jotjot madabu tu
Ginjang ni roha)?
2. Apa yang harus kita lakukan agar tidak
memegahkan diri (sombong)? (Aha do naboi bahenonta, asa unang madabu hita tu
ginjang ni roha)?
0 komentar:
Posting Komentar