Begitu berat untuk mengikuti perjalanan hidup ini. Ragam yang harus kita
lewati, susah, senang. Dikala kita merasa tidak sanggup untuk menjalaninya, itu
yang mendatangkan keputusasaan bagi kita. Dikala kita bisa dan sanggup, kita
tidak boleh mengatakan kalau itu karena kekuatan, pikiran dan perbuatan kita
sendiri, tetapi kita harus akui, bahwa yang dapat membuat kita untuk bisa
bertahan hidup, adalah dengan Kasih karunia dan pertolongan Tuhan, karena kita tidak bisa
melakukan apapun kalau tidak seturut dengan kehendak-Nya.
Nabi Elia adalah seorang
nabi yang menginginkan agar bangsa Israel betul-betul taat dan setia kepada
Allah, dan tidak menyembah berhala. Karena itulah Nabi Elia dapat melakukan apa
saja demi kebenaran akan Firman Tuhan. Dan dia diberkati dlam segala
pekerjaannya untuk kemuliaan Tuhan. Dalam nas ini dikatakan Nabi Elia
dikejarkejar suruhan Izebel, agar dihukum mati juga. Sebelum nas ini dapat kita
baca (1-4), bagaimana Nabi Elia memusnakan(membunuh) nabi-nabi baal yang
menyembah berhala, itulah yang menjadi marah besar Izebel kepada Nabi Elia atas
laporan Ahab. Nabi Elia harus mati seperti yang telah diperbuatnya kepada
nabinabi baal itu. Mendegar itu lalu ketakutanlah Nabi Elia dengan melarikan
diri ke padang gurun, disana ia merasa lelah dan ada rasa putus asa yang
dilontarkan Nabi Elia, karena kelelahan dan merasa tidak mampu lagi untuk
melarikan diri dari suruan Izebel. Dengan keterbatasan kemanusian Nabi Elia
sehingga ia lelah n putus asa ,dengan :
Ay 4; Nabi Elia dikejar-kejar suruan Izebel,
lalu ia bersembunyi di Padang gurun, lalu dia duduk di bawah pohon arar. Dengan
penyerahan kata pasrah kepada Tuhan, dan mengakui keterbatasannya sebagai hamba
Tuhan, dari nenek moyangnya. Manusia tidak lagi seperti sifat dan penyerahan
diri Nabi Elia ini kepada Tuhan, tetapi sering kali manusia memaksakan kehendak
kepada Tuhan. Ini lah yang menjadi kekurangan dan kelemahan manusia dihadapan
Tuhan, yang selalu merasa merasa mampu untuk melakukan sesuatu dalam dirinya,
dikala dia gagal maka timbullah sungut-sungut kepada Tuhan. Kita diingatkan
supaya setiap kali kita melangkah, menyerahkan diri kepada Tuhan, dna tidak
abersandar pada akal dan pikitan sendiri.
Ay 5-8; Roh Allah bekerja bagi orang-oarang yang
meminta pertolongan dari-Nya. Nabi Elia tertidur di bawah pohon arar, karena
merasa lelah, lapar. Dengan itu datanglah Malaikat Allah mendapatkan Nabi Elia
dengan membawakan makanan, minuman kepadanya. Begitu besar kuasa Tuhan bagi
orang yang melakukan kehendak-Nya. Sampai makan n minumnyapun diberikan. Sampai
2 kali Malaikat Tuhan menyentuh Nabi Elia dengan mengingatkan dia untuk makan
dan minun, agar melanjutkan perjalanannya ke Gunung Horeb. Perjalanan kegunung
Horeb dia lalui sampai 40 Hari 40 Malam lamanya perjalan yang ditempuh Nabi
Elia. Dia dapat kuat hanya dengan makanan yang disiapkan oleh Malaikat Tuhan,
sungguh heran bukan?????.... bagaimana kita boleh menikmati hidup ini dengan
berkecukupan dalam hidup kita, kalau seluruh pekerjaan, hidup, kita serahkan
kepada Tuhan, agar Dia yang tuntun dan berikan jalan.
Dengan Firman Tuhan ini kita bisa dikuatkan untuk melakukan yang terbaik
bagi Tuhan, dengan melakukan kehendak-Nya dalam setiap hidup kita. Menyatakan
kebenaran, dan selalu berserah dalam tangan pengasihan-Nya, jangan mengandalkan
pikiran sendiri, tetapi nyatakanlah kepada Tuhan apa yang kita inginkan dalam
Doa dan ucapan Syukur (Flp.4:6). Sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil (Luk.
1:37).
Renungan/Diskusi
-
Apa yang
harus kita perbuat atas berkat Tuhan yang melindungi kita?
(Aha ma sipatupaonta, ala naung tajalo pasupasu
sian Tuhan I ?)
-
Tuhan
tetap setia melindungi orang yang percaya kepadanNya.(Dijaga Tuhan ido angka na
hinaholongan ni rohaNa.
0 komentar:
Posting Komentar