Minggu, 12 Agustus 2012

Hidup Dalam Pimpinan Tuhan( Epesus 5 : 15 – 20 )

Rasul Paulus mengirim suratnya kepada orang Kristen yang ada di Efesus ketika ia dalam penjara di Roma. Tujuannya untuk membekali dan menguatkan jemaat Efesus untuk tetap didalam iman yang teguh, tetap berbuat baik, kasih dan damai terhadap sesama sebagai anak-anak terang yang telah ditebus dan diselamatkan oleh Kristus Yesus, walaupun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Setiap orang Kristen terpanggil untuk hidup kudus, sebab telah dikuduskan didalam Kristus Yesus ( Efesus 1 : 1  ;  Roma 1 : 7  ; 1 Kor 1 : 2 ).
Dikatakan : "…. Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia (4 : 17), sebab itu jadilah penurut-penurut Allah seperti anak-anak yang kekasih…." ( 5 : 1 ).
Nats mengingatkan dan mengajak setiap orang percaya untuk menunjukkan jatidirinya sebagai pengikut Kristus dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang berkenan dihadapan Tuhan. Kita terpanggil untuk hidup kudus walaupun berada ditengah-tengah dunia yang penuh dosa dan cemar ini. Itu bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan pimpinan Tuhan melalui Roh Kudus kita menjadi dimampukan :
1.  Menjadi Kristen yang arif / bijaksana (marroha) bukan orang bebal (na so marroha .
    Dalam ayat 15 yang disebut orang arif itu adalah orang yang hidup dengan cukup seksama, yang beroleh hikmat kebijaksanaan untuk mengenal yang baik dan tidak baik serta yang cukup hati-hati dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. Dengan kesediaan kita mendengar, memperhatikan, merenungkan firman Tuhan serta memberikan hidup kita dipimpin olehTuhan, kita akan beroleh hati yang bijaksana.  “Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepada ku pada waktu pagi, sebab kepada - Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah ku angkat jiwaku“ (Mzm 143 : 8 )
2.  Mempergunakan waktu yang ada
   Waktu merupakan anugrah Tuhan. Manusia diharapkan untuk selalu mempergunakan hari-harinya dengan baik, sebab hari-harinya terbatas didunia ini. Semua hari-hari itu dijadikan Tuhan baik, hanya saja tergantung kepada manusia itu sendiri bagaimana untuk mempergunakan dan mengisi hari-harinya:  apakah dengan hal yang sia-sia atau sebaliknya hal yang berkenan kepada Allah. Tuhan menciptakan manusia bukan seperti robot melainkan diberi kebebasan berkarya dan memilih, tetapi kebebasan yang kelak dipertanggung jawabkan. “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana“  (Mzm 90 : 12 )
3.  Mengucap syukur senantiasa kepada Tuhan
     Rasa syukur membuat kita beriman sehingga mengakui, memuji-muji dan memberitakan perbuatan kebesaran Tuhan. Pengenalan akan berkat-berkat Tuhan akan mendorong kita untuk senantiasa mengucap syukur, tidak hanya dalam hal senang tetapi juga dalam kesusahan. Allah telah menunjukkan keselamatanNya kepada kita didalam Yesus Kristus atas pengorbananNya dan cinta kasihNya yang tidak menuntut apa-apa.
4.  Hidup dalam kerendahan hati
     Kerendahan hati mendekatkan kita kepada Allah sehingga kita bisa menilai diri sendiri dari sudut pandang kebesaranNya. Mengenal diri sendiri sebagai manusia yang dikasihi Tuhan maka kita bersedia memberikan hati kita dibimbing dan dituntun olehNya. Tanpa pertolongan Tuhan, manusia tidak dapat berbuatapa-apa ( Yoh 15 : 5)

Diskusi :
1.  Dalam nats, hal apakah yang harus kita perbuat sebagai orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan? ( Angka dia ma ingkon jumpang dingolunta songon angka na ungtinobusNahita ?)
2.  Kepada siapakah kita mempercayakan hidup supaya dapat hidup berkenan kepadaNya?( Tuise do hitapasahathon ngolunta asa tarulahon hitana tama ?)                                                                               

0 komentar:

Posting Komentar