Epistel Minggu
ke III Setelah Trinitatis
Dalam kehidupan sering kali kita
diperhadapkan pada persoalan atau masalah dan realita yang tidak dapat kita
pahami sehingga ada kalanya hidup jadi tidak menentu dan kita mulai kehilangan
pegangan dan pengharapan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi. Nats ini
mengajarkan apa arti pengharapan bagi orang percaya. Jika saja kita menyadari
keberadaan kita dan siapa Allah yang kita percayaai maka seburuk apapun
persoalan atau masalah yang kita alami dan segelap apapun kabut yang ada
didepan kita, harapan itu selalu ada.
Jadi sebenarnya berakhir atau tidaknya sebuah harapan adalah tergantung pada
diri kita sendiri. Bagaimana agar kita
tidak menjadi panik dalam menghadapi persoalan atau masalah ada tiga hal yang
harus kita sadari, yaitu :
1. IKUT TUHAN YESUS BUKAN TANPA MASALAH ATAU
PERSOALAN. Ketika
perahu yang ditumpangi oleh Tuhan Yesus dan para muridNya dilanda angin ribut
dan gelombang yang sangat dahsyat, murid-muridNya menjadi kalang kabut / panik
sehingga mereka merasa akan binasa. Berbeda dengan Tuhan Yesus, angin ribut dan
gelombang itu tidak mempengaruhiNya sehingga Yesus tetap bisa tidur
ditengah-tengah kondisi yang diancam oleh gelombang yang dahsyat. Jadi bagaimana kita menyikapi masalah atau
persoalan yang ada? Kita harus menyadari
bahwa rencana Tuhan dalam hidup kita bukan berarti harus menyingkirkan masalah
atau pergumulan seperti angin ribut dan gelombang, tetapi masalah dan
pergumulan hidup tidak punya hak untuk menggagalkan rencana Tuhan dalam
kehidupan kita. Untuk itu jangan lari dari masalah atau persoalan tetapi
tetaplah melangkah. Seperti yang dikatakan dalam nats ini “Marilah kita
bertolak kesebrang” ay.35. Tempat kita “di
sebrang” bukan diangin ribut dan
gelombang yang dahsyat. Karena itu jangan
panik!
2. LIBATKAN TUHAN YESUS DALAM MASALAH ATAU
PERGUMULAN ANDA. Jangan
sekali-kali berlayar dalam mengharungi lautan dalam kehidupan anda dengan
kekuatan sendiri. Sebab kemampuan anda
dalam mengendalikan perahu kehidupan anda tidak akan pernah memadai / mampu
ketika angin ribut dan gelombang dahsyat menerpa seperti penderitaan karena
penyakit atau pergumulan apapun yang mau tidak mau pasti datang dalam kehidupan
kita. Sertakan Tuhan Yesus dalam
perjalanan itu sehingga anda dapat menghadapinya ketika persoalan atau masalah
itu anda jalani (ay. 36). Karena perjalanan dalam kehidupan kita tidak akan
pernah bebas dari masalah atau persoalan, maka kita sangat membutuhkan
kehadiran Yesus didalamnya sehingga kita
tidak perlu panik ketika masalah datang. Selain itu berilah kesempatan bagi
Tuhan Yesus untuk berbuat sesuatu ketika masalah dan pergumulan datang. Jangan
biarkan Tuhan Yesus berdiam diri karena hanya Tuhan Yesuslah yang mampu membuat
kita dapat mengatasi masalah atau persoalan itu sehingga kita tidak perlu panik karena kuasa Tuhan Yesus yang memampukan kita.
3. JANGAN TAKUT TETAPI PERCAYALAH KEPADA
TUHAN YESUS. (Ay.40).
Sebagai anak-anakNya kita harus tetap percaya dan mengandalkan harapan pada Pribadi
yang maha kuasa dalam kehidupan kita yaitu kepada Tuhan Yesus. Dalam melaksanakan perintahNya kita perlu
memiliki keyakinan. Adakalanya perintah Tuhan tidak sesuai dengan akal
kita, sehingga seringkali kita cendrung untuk mencari jalan keluar sendiri. Tanpa percaya mustahil kita akan menemukan
jawaban Tuhan. Kita mesti belajar
untuk bertindak bukan berdasarkan apa yang kita anggap benar, tetapi
berdasarkan apa yang dianggap Allah benar. Cara berpikir kita harus kita
selaraskan dengan cara berpikir Allah sehingga sikap kita pun akhirnya akan
berubah sesuai dengan kehendak Allah. Dengan
demikian sebagai anak-anak Allah maka kita tidak perlu panik apapun yang
terjadi dalam kehidupan kita.
Lukas 1:37
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
“Ai ndang adong
na so tarpatupa Debat”
0 komentar:
Posting Komentar