Kamis, 14 Juni 2012

“Jangan Panik“ (Markus 4 : 35 – 41)


Epistel Minggu ke III Setelah Trinitatis

Dalam kehidupan sering kali kita diperhadapkan pada persoalan atau masalah dan realita yang tidak dapat kita pahami sehingga ada kalanya hidup jadi tidak menentu dan kita mulai kehilangan pegangan dan pengharapan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi. Nats ini mengajarkan apa arti pengharapan bagi orang percaya. Jika saja kita menyadari keberadaan kita dan siapa Allah yang kita percayaai maka seburuk apapun persoalan atau masalah yang kita alami dan segelap apapun kabut yang ada didepan kita, harapan itu selalu ada. Jadi sebenarnya berakhir atau tidaknya sebuah harapan adalah tergantung pada diri kita sendiri. Bagaimana agar kita tidak menjadi panik dalam menghadapi persoalan atau masalah ada tiga hal yang harus kita sadari, yaitu :
1.       IKUT TUHAN YESUS BUKAN TANPA MASALAH ATAU PERSOALAN. Ketika perahu yang ditumpangi oleh Tuhan Yesus dan para muridNya dilanda angin ribut dan gelombang yang sangat dahsyat, murid-muridNya menjadi kalang kabut / panik sehingga mereka merasa akan binasa. Berbeda dengan Tuhan Yesus, angin ribut dan gelombang itu tidak mempengaruhiNya sehingga Yesus tetap bisa tidur ditengah-tengah kondisi yang diancam oleh gelombang yang dahsyat.  Jadi bagaimana kita menyikapi masalah atau persoalan yang ada? Kita harus menyadari bahwa rencana Tuhan dalam hidup kita bukan berarti harus menyingkirkan masalah atau pergumulan seperti angin ribut dan gelombang, tetapi masalah dan pergumulan hidup tidak punya hak untuk menggagalkan rencana Tuhan dalam kehidupan kita. Untuk itu jangan lari dari masalah atau persoalan tetapi tetaplah melangkah. Seperti yang dikatakan dalam nats ini “Marilah kita bertolak kesebrang” ay.35. Tempat kita “di sebrang”  bukan diangin ribut dan gelombang yang dahsyat. Karena itu jangan panik!
2.       LIBATKAN TUHAN YESUS DALAM MASALAH ATAU PERGUMULAN ANDA. Jangan sekali-kali berlayar dalam mengharungi lautan dalam kehidupan anda dengan kekuatan sendiri.  Sebab kemampuan anda dalam mengendalikan perahu kehidupan anda tidak akan pernah memadai / mampu ketika angin ribut dan gelombang dahsyat menerpa seperti penderitaan karena penyakit atau pergumulan apapun yang mau tidak mau pasti datang dalam kehidupan kita. Sertakan Tuhan Yesus dalam perjalanan itu sehingga anda dapat menghadapinya ketika persoalan atau masalah itu anda jalani (ay. 36). Karena perjalanan dalam kehidupan kita tidak akan pernah bebas dari masalah atau persoalan, maka kita sangat membutuhkan kehadiran Yesus didalamnya sehingga kita tidak perlu panik ketika masalah datang. Selain itu berilah kesempatan bagi Tuhan Yesus untuk berbuat sesuatu ketika masalah dan pergumulan datang. Jangan biarkan Tuhan Yesus berdiam diri karena hanya Tuhan Yesuslah yang mampu membuat kita dapat mengatasi masalah atau persoalan itu sehingga kita tidak perlu panik karena kuasa Tuhan Yesus yang memampukan kita.
3.       JANGAN TAKUT TETAPI PERCAYALAH KEPADA TUHAN YESUS. (Ay.40). Sebagai anak-anakNya kita harus tetap percaya dan mengandalkan harapan pada Pribadi yang maha kuasa dalam kehidupan kita yaitu kepada Tuhan Yesus. Dalam melaksanakan perintahNya kita perlu memiliki keyakinan. Adakalanya perintah Tuhan tidak sesuai dengan akal kita, sehingga seringkali kita cendrung untuk mencari jalan keluar sendiri. Tanpa percaya mustahil kita akan menemukan jawaban Tuhan.  Kita mesti belajar untuk bertindak bukan berdasarkan apa yang kita anggap benar, tetapi berdasarkan apa yang dianggap Allah benar. Cara berpikir kita harus kita selaraskan dengan cara berpikir Allah sehingga sikap kita pun akhirnya akan berubah sesuai dengan kehendak Allah. Dengan demikian sebagai anak-anak Allah maka kita tidak perlu panik apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.

Lukas 1:37 “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
“Ai ndang adong na so tarpatupa Debat”

0 komentar:

Posting Komentar